Kali ini admin akan membagi laporan Biologi dari hasil praktikum tentang perkecambahan kacang hijau.
Semoga Bermanfaat ....
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Penelitian
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah gen dan hormon, selain itu ada pula
faktor eksternal yang biasa dipengaruhi oleh alam-alam sekitar tanaman itu
tumbuh diantaranya air, cahaya, kelembapan, nutrient/nutrisi, suhu, oksigen (O2) dan yang terakhir adalah nilai pH (Tingkat
Keasaman). Yang akan kami bahas dalam laporan kali ini adalah salah satu dari faktor
internal yang mepengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu nilai pH atau Tingkat
Keasaman yang ada atau terkandung dalam media tanam tanaman tersebut. Untuk
dapat membuktikan nilai pH akan berpengaruh atau tidak dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, kami akan melakukan percobaan yang berkaitan dengan
hal tersebut yaitu pengaruh jumlah pH pada media tanam terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah
nilai pH mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau?
2. Berapakah pH optimal untuk pertumbuhan kacang hijau?
1.3 Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1)
Untuk mengetahui pengaruh pH bagi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau
2)
Untuk mengetahui pH optimal sehingga kacang hijau dapat tumbuh
dengan normal
1.4 Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian ini
nantinya di harapkan bisa memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait.
1)
Bagi siswa-siswi SMA Negeri 3 Poso
Dengan penelitian ini
diharapkan siswa lain juga dapat mengembangkan ilmu melalui penelitian bidang
pertanian
2)
Bagi masyarakat
Dapat mengembangkan penelitian ini menjadi
acuhan produksi tanaman .
3)
Bagi Pemerintah
Hasil penelitan ini
dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan dan dapat diterapkan di
seluruh Indonesia agar kualitas produksi tanaman di Indonesia
semakin baik
3)
Bagi Penulis
Sebagai penulis
laporan penelitian,diharapkan hasil
penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu
pengetahuan dan pengalaman.
1.5 Hipotesis
pH sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
Perkecambahan
Perkecambahan
diawali dengan penyerapan air dari lingkungan
sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati
adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti
"minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari
tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya
ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji melunak.
Berdasarkan
letak kotiledon pada saat berkecambah, ada dua tipe perkecambahan, yaitu
perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal.
1)
Perkecambahan Epigeal
Ciri utama tipe perkecambahan
ini ditandai dengan terangkatnya kotiledon ke atas permukaan tanah. Hal ini
dikarenakan terjadi pemanjangan bagian hipokotil yaitu ruas batang di bawah
kotiledon. Kotiledon dan plumula/bakal daun terdorong ke permukaan tanah.
Perkecambahan tipe ini umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae, contoh
pada kacang hijau dan kacang kedelai.
2)
Perkecambahan Hipogeal
Ciri utama tipe
perkecambahan hipogeal ditandai dengan tertinggalnya kotiledon di dalam tanah.
Pada perkecambahan hipogeal, bagian yang mengalami pemanjangan adalah ruas
batang di atas kotiledon atau disebut epikotil sehingga bakal daun atau plumula
menembus tanah dan kotiledon tetap di dalam tanah. Perkecambahan hipogeal
terjadi pada biji tumbuhan Monocotyledoneae, contohnya pada jagung dan padi,
serta beberapa jenis tumbuhan Dicotyledoneae, contohnya kacang kapri.
Pada akhir perkecambahan
terbentuk akar, batang, dan daun. Selanjutnya, tumbuhan mengalami pola-pola
pertumbuhan seperti berikut :
1)
Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah
pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas meristem apikal. Pada peristiwa ini
terjadi proses pembelahan dan diferensiasi sel yang mengakibatkan akar dan
batang tumbuh memanjang. Meristem apikal terdapat pada ujung batang dan ujung
akar. Meristem apikal dibagi menjadi tiga daerah yaitu daerah pembelahan,
pemanjangan (elongasi), dan diferensiasi.
Ø
Pertumbuhan Primer pada Akar
Akar muda yang keluar dari
biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya membentuk sistem perakaran
tanaman. Pada ujung akar yang masih muda, terdapat empat daerah pertumbuhan
yaitu tudungb akar (kaliptra), meristem, daerah pemanjangan sel, dan daerah
diferensiasi.
Ø
Pertumbuhan Primer pada Batang
Pertumbuhan dan
perkembangan primer pada batang meliputi
daerah pertumbuhan (titik tumbuh), daerah pemanjangan, dan daerah
deferensiasi. Meristem apikal pada batang dibentuk oleh sel-sel yang senantiasa
membelah pada ujung tunas yang biasa disebut kuncup. Di dalam kuncup, ruas
batang dan tonjolan daun kecil (primordia) memiliki jarak sangat pendek.
Pertumbuhan, pembelahan,dan pemanjangan sel terjadi di dalam internodus.
2)
Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan
sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosis pada jaringan meristem
sekunder (meristem lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar
bertambah besar. Ada dua macam meristem lateral, yaitu kambium vaskuler dan
kambium gabus.
Kambium vaskuler terletak
di antara xilem floem. Aktivitas kambium ini mengakibatkan pembelahan sel ke
arah dalam membentuk xilem dan ke arah luar membentuk floem.pertumbuhan ke arah
dalam lebih besar sehingga xilem yang dihasilkan lebih yebal dari pada floem.
Pembentukan xilem dan floem dipengaruhinoleh musim. Pada musim hujan, lapisan
yang terbentuk lebih tebal dari pada musim kemarau. Perbedaan pertumbuhan ini
mengakibatkan terbentuknya lingkaran tahun.
Kambium gabus merupakan
jaringan pelindung yang mengganti fungsi jaringanepidermis yang rusak/mati.
Pada lapisan peridimis jaringan kambium gabus terdapat felogen yang bersifat
meristematis. Aktivitas falogen mengakibatkan pembelahan sel ke arah dalam
membentuk feloderma dan ke arah luar membentuk felem.
2.2 Pengertian Biji
Biji (bahasa Latin:semen)
adalah bakal biji (ovulum)
dari tumbuhan
berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah,
pada Angiospermae atau Magnoliophyta)
atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi,
biji merupakan embrio atau
tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada
kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan. (Lihat pergiliran keturunan).
Dengan demikian biji telah
memperlihatkan diri sebagai perkembangan penting dalam reproduksi dan
pemencaran Spermatophyta (tumbuhan berbunga atau tumbuhan
berbiji;bahasa
Yunani: sperma biji, phyton tumbuhan);
dibandingkan dengan tanaman yang lebih primitif seperti lumut, lumut hati dan pakis, yang tidak memiliki biji dan menggunakan
cara lain untuk menyebarkan diri. Ini tampak pada kenyataan bahwa tumbuhan
berbiji mendominasirelung-relung biologi sejak
dari padang
rumput hingga ke hutan, baik di wilayah tropis maupun daerah beriklim dingin.
2.3 Pengertian PH
pH adalah derajat keasaman yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+)
yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak
dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada
perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali
diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada
tahun 1909.
Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada
"pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal
dari singkatan untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk
kata bahasa
Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan
ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan
sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah
sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".
2.4 Kacang
Hijau
1)
Akar
Kacang Hijau
Akar
tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakaran kacang hijau dibagi
menjadi dua, yaitu mesophites dan xerophites. Mesophites mempunyai banyak
cabang akar pada permukaan dan tipe pertumbuhannya menyebar. Sementara
xerophites memiliki akar cabang lebih sedikit memanjang ke arah bawah. Sistem
perakaran tanaman kacang hijau bercabang-cabang banyak dan dalam akarnya
membentuk bintik-bintik yang disebut nodula akar. Seperti tanaman suku legume
pada umumnya, tanaman kacang hijau bersimbiosis mutualisme dengan bakteri
penambat N di udara, yaitu Rhizobium sp.
Rhizobium sp.
mendapatkan tempat tinggal (inang) dan sumber makanan pada tanaman kacang
hijau, dan sebagai timbal baliknya tanaman kacang hijau mendapat asupan unsur
hara Nitrogen tambahan dari Rhizobium sp.
2)
Batang
Kacang Hijau
Batang
kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu
berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu
tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan
dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak
dengan ketinggian 1 m, cabang menyebar ke semua arah. Daun kacang hijau tumbuh
majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk
oval dengan bagian ujung tua, letak daun berselip. Tangkai daun lebih panjang
dari pada daunnya sendiri.
3)
Bunga
dan Biji Kacang Hijau
Bunga
kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau
kuning pucat. Bunganya termasuk jenis hermaprodit atau berkelamin sempurna.
Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga
akan mekar dan pada sore hari akan layu.
Buah
kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm. Setiap polong
berisi 10-15 biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat silindris atau pipih
dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau, setelah itu
berubah menjadi kecoklatan atau kehitaman. Polongnya mempunyai rambut-rambut
pendek atau berbulu.
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat
Dan Bahan
v
Alat
1)
3 buah piring
2)
Gelas
ukur
3)
Pipet
tetes
4)
Tabung
reaksi
5)
Penggaris
6)
Alat
tulis
7)
Kertas
label
v
Bahan
1) Biji kacang hijau
2) Kapas sebagai media
3) Air
4) Asam cuka 2,5 % (pH 2) dan 5 % (pH 1)
5) pH meter untuk mengukur derajat kesamaan
3.2 Waktu
dan Tempat Pelaksanaan
Ø
Hari
dan Tanggal : Kamis, 27 Juli 2017 – Rabu, 9 Agustus 2017
Ø
Tempat : Ruang
Kelas XII IPA 2 SMAN 3 Poso
3.3 Cara
Kerja
1)
Siapkan 3 buah piring
2)
Berilah label pada setiap mangkuk (label piring I, piring II, dan piring III).
3)
Letakkan kapas secukupnya secara meratadisetiap piring
4)
Siram kapas dengan larutan yang berbeda.
Mangkuk I
disiram 10 mL air tanpa campuran asam cuka, mangkuk B disiram 10 mL larutan
cuka 2,5%, dan mangkuk C disiram 10
mL larutan cuka 5%.
5)
Setelah itu letakkan masing-masing 7 biji kacang hijau di atas kapas pada ketiga
mangkuk. Ukur pH media pada setiap mangkuk menggunakan pH meter.
6)
Lakukan penyiraman setiap hari dengan jumlah
yang sama.
7)
Lakuakan pengamatan harian selama 7 hari
untuk mengamati perkecambahan biji, dan 7 hari berikutnya untuk mengamati
pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
3.4 Cara Pengambilan Data
Data diperoleh dari
hasil eksperimen atau hasil percobaan.
1)
Data
Kualitatif
Morfologi tanaman kacang
hijau. Berupa morfologi akar kacang hijau, morfologi batang dan daun kacang
hijau, dan morfologi bunga dan biji kacang hijau.
2)
Data
Kualitatif
Hasil pengukuran tinggi
batang kacang hijau dan jumlah daun kacang hijau.
3.5 Menentukan Variabel
1)
Variabel
Bebas : Perbedaan pH
2)
Variabel
Terikat :Perkecambahan, pertumbuhan, dan perkembangan kacang hijau.
3)
Variabel
Terkontrol : Air dan cahaya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil
Praktikum
1)
Perkecambahan Kacang Hijau
Kelompok
|
Biji Kedelai
|
Biji berkecambah pada hari ke-
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
Piring I
Tanpa Cuka
pH Normal
|
1
|
|||||||
2
|
||||||||
3
|
||||||||
4
|
||||||||
5
|
||||||||
6
|
||||||||
7
|
||||||||
Piring II
Cuka 2,5%
pH 2
|
1
|
|||||||
2
|
||||||||
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
6
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Piring III
Cuka 5%
pH 1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
||||||||
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
6
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2)
Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
Rata-rata Panjang Akar, Daun dan Jumlah Daun
|
|||||||
Piring I Pada Hari Ke- (cm)
|
|||||||
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
Panjang Akar
|
5,5
|
5,7
|
5,8
|
6,1
|
6,2
|
6,4
|
6,5
|
Panjang Batang
|
17,5
|
17,7
|
17,8
|
17,9
|
18
|
18,1
|
18,2
|
Jumlah Daun
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Hal yang Diamati
|
Rata-rata Panjang Akar, Daun
dan Jumlah Daun
|
||||||
Piring II Pada Hari Ke- (cm)
|
|||||||
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
Panjang
Akar
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Panjang
Batang
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Jumlah
Daun
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Hal yang Diamati
|
Rata-rata Panjang Akar, Daun
dan Jumlah Daun
|
||||||
Piring II Pada Hari Ke- (cm)
|
|||||||
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
Panjang
Akar
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Panjang
Batang
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Jumlah
Daun
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3)
Perkembangan
Tumbuhan Kacang Hijau
Hal yang Diamati
|
Deskripsi
|
||
Piring I
|
Piring II
|
Piring III
|
|
Warna
Daun
|
Hijau Kekuningan
|
-
|
-
|
Warna
Batang
|
Putih Kehijauan
|
-
|
-
|
Keadaan
Daun
|
Rata
|
-
|
-
|
Keadaan
Batang
|
Roboh
|
-
|
-
|
Keadaan
Akar
|
Meruncing
|
-
|
-
|
Keadaan
Tanaman
|
Hidup
|
Tidak Hidup
|
Tidak Hidup
|
4.2 Pembahasan
1)
Perkecambahan
kacang hijau dari hari ke-1 sampai hari ke-7
Pada Piring I dengan pH normal kecambah kacang hijau
tumbuh 7 kecambah. Sedangkan pada Piring II (pH 2) dan Piring III (pH 1) kecambah
kacang hijau hanya tumbuh 2 kecambah. Akan tetapi kecambah pada Piring II dan
Piring III tidak tumbuh hingga menjadi tanaman.
2)
Hari
Ke-8
Pada piring I rata-rata panjang akar adalah 5,5 cm,
panjang batang 17,5, dan terdapat 2 lembar daun.
3)
Hari
Ke-9
Pada piring I panjang akar bertambah 0,2 cm menjadi 5,7
cm, panjang batang bertambah 0,2 cm menjadi 17,7 cm, dan terdapat 2 lembar
daun.
4)
Hari
Ke-10
Pada piring I panjang akar bertambah 0,1 cm menjadi 5,8 cm,
panjang batang bertambah 0,1 cm menjadi 17,8 cm, dan terdapat 2 lembar daun.
5)
Hari
Ke-11
Pada piring I panjang akar bertambah 0,3 cm menjadi 6,1
cm, panjang batang bertambah 0,1 cm
menjadi 17,9 cm, dan terdapat 2 lembar daun.
6)
Hari
Ke-12
Pada piring I panjang akar bertambah 0,1 cm menjadi 6,2 cm,
panjang batang bertambah 0,1 cm menjadi 18 cm, dan terdapat 2 lembar daun.
7)
Hari
Ke-13
Pada piring I panjang akar bertambah 0,2 cm menjadi 6,4 cm,
panjang batang bertambah 0,1 cm menjadi 18,1 cm, dan terdapat 2 lembar daun.
8)
Hari
Ke-9
Pada piring I panjang akar bertambah 0,1 cm menjadi 6,5 cm,
panjang batang bertambah 0,1 cm menjadi 18,2 cm, dan terdapat 2 lembar daun.
BAB V
PENUTUP
5.2 Kesimpulan
Dari data diatas, dapat
kita lihat simpulkan bahwa pH memang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.
Dari data di atas juga, dapat disimpulkan
bahwa kecambah kacang hijau lebih mudah dan cepat tumbuh pada media yang
mempunyai pH netral. Itu dapat dilihat dari banyaknya kecambah yang tumbuh pada
media yang mempunyai pH netral dibandingkan dengan kecambah pada media dengan
pH 3 dan 4 tidak tumbuh sama sekali kecambah. Karena tumbuhan yang ada pada
media asam akan mati karena tumbuhan keracunan oleh asam.
5.2 Saran
Jika ingin menanam kacang hijau sebaiknya
pada media yang mempunyai pH netral, karena pada pH netral ini kecambah kacang
hijau lebih mudah dan cepat tumbuh.
Dalam membuat laporan ini kami menyadari
masih banyak kekurangan untuk itu kami mohon kritik dan sarannya yang membangun
bagi kesuksesan kami yang akan mendatang.
----------------------------------------
Saya juga menyediakan file docx nya. Untuk download klik disini
Untuk daftar isi dan kata pengantarnya klik disini
Semoga Bermanfaat Kawan-kawan
0 komentar